BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jelord
E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan.
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan
pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta
memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan
identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya
pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran
menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Secara
global, makalah ini membahas mengenai pengertian model pembelajaran menurut J.E
Kemp serta langkah-langkahnya dalam proses pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian model pembelajaran J.E Kemp?
2. Bagaimana
langkah-langkah model pembelajaran J.E Kemp?
3. Bagaimana
contoh RPP model J.E Kemp?
C.
Tujuan
1. Untuk
memahami pengertian model pembelajaran J.E Kemp.
2. Untuk
memahami langkah-langkah model pembelajaran J. E Kemp.
3. Untuk
mengetahui contoh RPP model J.E Kemp.
D.
Manfaat
Melalui
makalah ini kita dapat memahami model J.E Kemp dan dapat mengetaahui
langkah-langkah pengembangan desain pembelajran model Kemp dan menerapkannya
dalam pembuatan RPP yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model J.E kemp
Menurut
Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan.
Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan.[1]
Dalam
desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama
yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran,
kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan
penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan
terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus
dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses
revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan
pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.[2]
a.
Kelebihan
Dalam
Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya.
Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut,
dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.[3]
b.
Kekurangan
Model
pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh
yang besar, karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen
evaluasi, dan strategi pengajaran.[4]
Unsur-unsur
pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp:
a.
Identifikasi
masalah pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.[5]
b. Analisis
siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.[6]
c.
Analisi tugas
Menurut
Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi
pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana
pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).[7]
d.
Merumuskan
indikator
Indikator
adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap
1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan
panduan cara siswa belajar.[8]
e.
Penyusunan
instrumen evaluasi
Penyusunan
ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya
proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.[9]
f.
Setrategi
pembelajaran
Kegiatan
ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu
memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Pemilihan
media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil
analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas.
h. Pelayanan
pendukung
Selama proses pengembangan
diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra,
tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan
perpustakaan.
i.Planning (Perencanaan) dan
Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek
teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan.
Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut
pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara
terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata
keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang
lain.[10]
j. Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian
ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga
berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
k. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian
tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan
besar didapatkan, baik dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran.
Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran
tertentu.
l. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah
pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi
dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
B.
Langkah-Langkah
Model J.E. Kemp
Langkah-langkah
pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah,
yakni:[11]
1. Menentukan
tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahhasan.
2. Membuat
analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa
memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu
diambil.
3. Menentukan
tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP
adalah indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4. Menentukan
materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu
banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas.
Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang
akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam
memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran
yang akan digunakan.
5. Menetapkan
penjajagan atau tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang
dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan
demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang
tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Menetukan
strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus
(indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan,
melalui suatu analisis alternatif.
7. Mengoordinasikan
sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu
dan tenaga.
8. Mengadakan
evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan
program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi
(tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua
komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya
perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan
pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan
kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data
pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran,
perencanaan desain pembelajaran ini bisa
dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen
mana yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data
apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung
pada pembuat perencanaan itu sendiri.
C.
Contoh
RPP Model J.E Kemp
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan
Pendidikan : SMP/MTs
Mata
Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas :VII/I
Tema :Wujud zat dan larutan
Alokasi
Waktu : 2 jam pelajaran (2 kali
pertemuan)
A.
Standar
Kompetensi
Energi dan Perubahannya
(3) : Memahami wujud zat dan perubahan- perubahannya
Materi
dan Sifatnya (4) : Menjelaskan konsep partikel materi
B.
Kompetensi Dasar dan Contoh Indikator:
Energi
dan Perubahannya (3.1):
·
Mengamati
terjadinya perubahan wujud suatu zat
·
Menggambarkan
susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran
Materi
dan Sifatnya (4.1) :
Membandingkan
sifat fisika dan sifat kimia zat
·
Menentukan titik
didih, titik leleh, dan titik beku bahan-bahan materi dan sifatnya di rumah
tangga berdasarkan data percobaan.
·
Menunjukan
perbedaan antara titik didih dan titik leleh
·
Menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat berdasarkan data percobaan.
·
Menjelaskan
variabel kontrol dan variabel manipulasi dalam proses pelarutan
C.
Tujuan:
Setelah melakukan
percobaan tentang wujud zat dan kelarutannya, peserta didik dapat:
1.
Menggambarkan
susunan dan gerak partikel berbagai wujud zat.
2.
Menentukan titik
didih, titik leleh, dan titik beku beberapa bahan kimia di rumah tangga
3.
Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
zat
D. Analisis Siswa
Peserta didik cenderung
lebih mempu memahami materi dengan langsung mempraktekkannya.
E. Analisis Tugas
F. Merumuskan Indikator
Siwa mampu memahami sifat-sifat
zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G.
Penyususnan Instrumen Evaluasi
Soal uraian dan
Presentasi
H.
Strategi Pembelajaran
- Pendekatan : Kontekstual
- Metode : Eksperimen
Diskusi
Kelompok
I.
Sumber Belajar
Buku
IPA dan lingkungan sekitar.
J.
Pelayanan Pendukung
Layanan Laboraturium
K.
Evaluasi
1. Teknik : Tes harian
2. Bentuk Instrumen : Soal Uraian, unjuk kerja (performance)
Rubrik Penilaian
(Mengamati Perubahan Wujud zat)
Aspek
|
Skor
|
Jml
|
Nilai
|
|||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
1
|
Ketepatan
menggunakan bahan
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Ketepatan
membendingkan bahan dengan pelarut
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Kerja
sama dengan teman kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Berpartisipasi
dalam membuat kesimpulan
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Menghargai
pendapat teman
|
|
|
|
|
|
|
|
No
|
Aspek
|
Skor
|
Jml
|
Nilai
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
1
|
Ketepatan
menggunakan alat
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Ketepatan
melarutkan bahan
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Memasukkan
bahan yang sudah dilarutkan dalam wadah yang sesuai
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Dapat
bekerja sama antara teman kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Berpartisipasi
dalam kerja kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Menghargai
pendapat teman
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Dapat
menyumbangkan pendapat dan menyimpulkan hasil kegiatan
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai
= Jumlah Skor x 100
Skor maksimal
Uraian:
1.
Gambarkan
susunan partikel zat
2.
Jelaskan
perbedaan titik didih dan titik leleh!
3.
Sebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan zat!
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model
pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri beberapa unsur, yaitu:
1. Identifikasi
masalah pembelajaran
2. Analisis
siswa
3. Analisis
tugas
4. Merumuskan
indikator
5. Menyusun
instrumen evaluasi
6. Strategi
pembelajaran
7. Pemilihan
media atau sumber pembelajaran
8. Pelayanan
pendukung
9. Perencanaan
dan manajemen proyek
10. Evaluasi
formatif
11. Evaluasi
sumatif
12. Revisi
perangkat pembelajaran
B. Saran
Makalah yang
ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan senang
hatimenerima saran yang membangun dari
pembaca. Meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar
membaca makalah ini lebih- lebih bisa memahami dan menerapkan model
pembelajaran J.E Kemp.
Daftar Pustaka
Trianto,
Model Pembelajran Terpadu, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2012)
Sugeng
Listiyo Prabowo, Faridah Nurmaliyah,
Perencanaan Pembelajaran, (Malang:UIN Press,2010)
Rusman,
Model-Model Pembelajaran,(Bandung:
Raja Grafindo, 2012)
http://ekasilalahi159.blogspot.com/2013/11/model-pembelajaran-morrison-ross-and.html,diakses 12-03-2014
[1] Trianto, Model Pembelajran Terpadu, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 81
[2] Sugeng Listiyo Prabowo, Faridah
Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran,
(Malang:UIN Press,2010),hlm 14
[3] Rusman, Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012),hlm 184
[5] Ibid, 82
[6] Ibid, 82
[7] Ibid, 83
[8] Ibid, 85
[9] Ibid, 85
[11] Rusman, model-model pembelajaran, Rajagrafindo Persada, 2012, hlm. 167
best banget
BalasHapusTHANKS
BalasHapusAKU COPPY BUAT REFERENSI YAAA
BalasHapus