Pemikiran
Sosialisme
1.
Sosialisme
Sebelum Marxisme
A. Pengertian Sosialisme
Pada awalnya “sosialisme” dimaksudkan
untuk menunjukkan sistem – sistem pemlikan dan pemanfaatan sumber – sumber
produksi secara kolektif. Dengan definisi itu, sosialisme bisa mencakup
asosiasi – asosiasi kooperatif maupun pemilikan dan pengoperasian oleh
pemerintah.
Kelompok
pertama (sosialisme sebelum Marx), dibagi atas kelompok pemikir sosialis yang
cenderung “utopis” dan kelompok pemikir yang mencoba merealisasi gagasan –
gagasan mereka dengan membentuk komunitas – komunitas bersama.
Sosialisme
Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan awal
mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar
menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme
Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh
pemikir-pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis
intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham
egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka
sendiri dengan suatu cara dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa
diciptakan atau diperjuangkan. Kata utopia sendiri diambil dari kisah pulau
Utopia karangan Thomas Moore.
Robert
Owen adalah seorang pengusaha yang kaya. Penderitaan yang pahit membuatnya
berpikir bagaimana menciptakan suatu komunitas yang ideal, dimana kesejahteraan
masyarakat sangat diperhatikan. Untuk itu Owen membangun pabrik sebagai model
untuk perbaikan kesejahteraan para pekerja, yang disebut parallelogram. Ide
Owen tentang sosialis dapat dilihat dari bukunya ”The New View of Society”. Ia
juga menuntut adanya partisipasi pemerintah. Sama seperti Owen, Fourier dan
Blanc juga berhasil merealisasikan pemikirannya dengan membentuk suatu daerah
ideal yang berdasar atas pemikiran sosialisme. Tetapi sayang komunitas-komunitas
itu tidak dapat bertahan lama karena beberapa faktor antara lain (1)oposisi
dari beberapa kapitalis; (2)kekurangan modal; (3)tidak kuat bersaing dalam
sistem kapitalis-liberalis; (4)serta kelemahan dalam pengelolaan. Dapat
dikatakan bahwa ide pemikir sosialis adalah masih bersifat utopis, bersifat
angan-angan, dan terlalu naif untuk diikuti. Karena dinilai idealisme mereka
memang tinggi, tetapi secara teoritis-praktis tidak bisa direalisasi. Kalaupun
ada yang merealisasi kebanyakan akan segera layu sebelum berkembang. Barulah
ditangan Marx, ide sosialisme memperoleh ”landasan ilmiah” untuk berkembang
menjadi sesuatu yang realistis.
2.
Marxisme
Karl
Marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal yang digagas ole Adam
Smith. Untuk menunjukkan kebenciannya, Marx menggunakan berbagai argumen untuk
membuktikan bahwa sistem liberal/kapitalis itu buruk. Argumen – argumen yang
disusun Marx dapat dilihat dari berbagai segi, baik dari sisi moral, sosiologi,
maupun ekonomi.
Menurut
Marx, sejarah segala masyarakat yang ada hingga sekarang pada hakikatnya adalah
sejarah pertentangan kelas. Di zaman kuno ada kaum bangsawan yang bebas dan
budak yang terikat. Bahkan dizaman modern ini ada masyarakat kelas kaya dan
masyarakat kelas tak berpunya. Semua kelas – kelas masyarakat ini dianggap Marx
timbul sebagai hasil dari kegiatan ekonomi masyarakat.
kelebihan
nilai produktivitas kerja buruh atas upah alami disebut nilai leih (surplus value), dinikmati oleh para pemilik modal. Semakin kecil upah alami yang dibayarkan pada kaum buruh, semakn besar nilai surplus yang dinikmati pemilik modal. Berarti
semakin besar pengisapan atau eksploitasi
dari
pemilik modal atas kaum buruh. Hal ini dutulis Marx dalam Das Kapital. Sebagian
dari laba yang merupakan surplus value tersebut diutamakan
kembali sebagai investasi, apakah untuk memperluas usaha yang ada atau membuka lapangan usaha baru. Dari hasil investasi ini
kekayaan mereka akan semakin menumpuk, semakin lama semakin besar
Dengan
materialisme historis,
Marx percaya
sejarah manusia ditentukan
oleh kebutuhan ekonominya yang paling dasar, yaitu kebutuhan akan materi. Seluruh tindak tanduk manusia didorong oleh motif ekonomi, yaitu pemuasan materi. Marx
percaya bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi (yang disebutnya kekuatan-kekuatan
produktif, productive force sangat menentukan hubungan-hubungan produksi,
pasar, masyarakat, dan bahkan termasuk Supra struktur ideologi, falsafah,
Hukum, sosial, budaya, agama, kesenian, dan sebagainya) nantinya diorganisasi.
Manurut
Marx, kelompok masyarakat akan mengalami fase – fase sebagai berikut:
1. Komunisme
primitif (suku),
2. Perbudakan,
3. Feodalisme,
4. Sosialisme,
dan
5. Komunisme.
Marx
membedakan fase sosialisme dan komunisme, perbedaan diantara kedua fase
tersebutt dilihat dari:
1. Produktivitas,
2. Hakikat
manusia sebagai produsen, dan
3. Pembagian
pendapatan.
3.
Marxisme
Era Baru
1. Leninisme
Leninisme adalah teori politik dan praktek kediktatoran
proletariat. Leninisme terdiri dari teori politik dan ekonomi sosialis yang dikembangkan
dari Marxisme.
Pendirinya Vladimir Ilich Lenin (1870-1924) adalah bapak revolusi Rusia.
Karya tulisnya yang cukup penting adalah The Development of Capitalism in
Rusia (1956) dan Imperialism, the Highest Stage of Capitalism (1933). Lenin
berkeinginan membentuk negara komunis pertama di Rusia melalui beberapa teori
yang dikemukakannya sebagai kritikan terhadap kapitalisme.
2.
Revisionisme
Revisionisme adalah aliran yang berkembang di
negara-negara Eropa yang menganggap bahwa kejatuhan kapitalisme tidak harus
melaui revolusi kekerasan seperti yang dilakukan Marx ataupun Lenin. Gerkan
revisionis sebetulnya sudah dimulai di Jerman setelah Engels meninggal tahun
1895. Tujuan gerakan revisionis adalah untuk merevisi pemikiran-pemikiran Marx
dan Engels. Tokoh revisionis cukup banyak diantaranya Bernstein,
Tugan-Baranovsky, Kautsky dan Luxemburg.
3.
Aliran Kiri Baru
Aliran kiri baru mulai bangkit dan
diterima di Amerika Serikat serta negara-negara Eropa Barat pada pertengahan
tahun 60-an. Gerakan ini dipengaruhi oleh berbagai aliran sosialis yang sangat
berbeda. Mulai dari pendiri aliran Marxisme ortodoks sampai kaum radikal yang
sering mengkritik kapitalisme bahkan penulis-penulis non-Marxis. Secara
sederhana aliran Kiri Baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari
Marxisme-Leninisme ortodoks dengan pemikiran radikal baru. Perhatian terhadap
Marxisme muncul lagi setelah diterbitkanya buku Monopoli Capital oleh
Paul Baran dan Paul Sweezy tahun 1966.
Sumber:
1.
Deliarnov. 2012. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Rajagravindo Persada.
4.
http://duniabirulaut.blogspot.com
Lucky Eagle Casino Resort & Spa | Temecula, AZ - JT Hub
BalasHapusFor the ultimate in gaming and entertainment, you'll find over 1,300 slots and 하남 출장마사지 table games and 서산 출장안마 more than 동두천 출장안마 200 사천 출장샵 table 울산광역 출장샵 games, including blackjack, craps,